0 komentar

Makalah Teori Pembelajaran Sosial


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran social (Social Learning Teory ) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi. Ia seorang psikologi yang terkenal dengan teori belajar social atau kognitif social serta efikasi diri. Eksperimen yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak – anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.
Teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh Albert Bandura menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif serta factor pelaku memainkan peran penting dalam pembelajaran. Faktor kognitif berupa ekspektasi/ penerimaan siswa untuk meraih keberhasilan, factor social mencakup pengamatan siswa terhadap perilaku orangtuanya. Albert Bandura merupakan salah satu perancang teori kognitif social. Menurut Bandura ketika siswa belajar mereka dapat merepresentasikan atau mentrasformasi pengalaman mereka secara kognitif. Bandura mengembangkan model deterministic resipkoral yang terdiri dari tiga faktor utama yaitu perilaku, person/kognitif dan lingkungan. Faktor ini bisa saling berinteraksi dalam proses pembelajaran. Faktor lingkungan mempengaruhi perilaku, perilaku mempengaruhi lingkungan, faktor person/kognitif mempengaruhi perilaku. Faktor person Bandura tak punya kecenderungan kognitif terutama pembawaan personalitas dan temperamen. Faktor kognitif mencakup ekspektasi, keyakinan, strategi pemikiran dan kecerdasan.
Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peranan penting. Faktor person (kognitif) yang dimaksud saat ini adalah self-efficasy atau efikasi diri. Reivich dan Shatté (2002) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan memecahkan masalah dengan efektif. Efikasi diri juga berarti meyakini diri sendiri mampu berhasil dan sukses. Individu dengan efikasi diri tinggi memiliki komitmen dalam memecahkan masalahnya dan tidak akan menyerah ketika menemukan bahwa strategi yang sedang digunakan itu tidak berhasil. Menurut Bandura (1994), individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan sangat mudah dalam menghadapi tantangan. Individu tidak merasa ragu karena ia memiliki kepercayaan yang penuh dengan kemampuan dirinya. Individu ini menurut Bandura (1994) akan cepat menghadapi masalah dan mampu bangkit dari kegagalan yang ia alami.
Menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar social jenis ini. Contohnya, seseorang yang hidupnya dan dibesarkan di dalam lingkungan judi, maka dia cenderung untuk memilih bermain judi, atau sebaliknya menganggap bahwa judi itu adalah tidak baik.
1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Siapakah tokoh teori pembelajaran sosial ?
1.2.2        Apa yang dimaksud dengan teori pembelajaran sosial ?
1.2.3        Bagaimana teori permodelan Albert BAndura ?
1.2.4        Bagaimaa prinsip-prinsip belajar melalui permodelan ?
1.3  Tujuan
1.3.1.      Mengetahui tokoh pencetus teori pembelajaran sosial
1.3.2.      Mengetahui apakah yang dimaksud dengan teori pembelajaran sosial
1.3.3.      Mengetahui permodelan Albert Bandura
1.3.4.      Mengetahui prinsip-prinsip belajar melalui permodelan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengenalan
Teori pembelajaran sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional (behavioristik). Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1986). Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori-teori belajar perilaku, tetapi memberi lebih banyak penekanan pada kesan dari isyarat-isyarat pada perilaku, dan pada proses-proses mental internal. Jadi dalam teori pembelajaran sosial kita akan menggunakan penjelasan-penjelasan reinforcement eksternal dan penjelasan-penjelasan kognitif internal untuk memahami bagaimana kita belajar dari orang lain. Dalam pandangan belajar sosial “manusia” itu tidak didorong oleh kekuatan-kekuatan dari dalam dan juga tidak “dipukul” oleh stimulus-stimulus lingkungan.
Bersama Richard Wakters sebagai penulis kedua, Bandura menulis Adolescent Aggression (1959) mengenai suatu laporan terinci tentang sebuah studi lapangan dimana prinsip-prinsip pembelajaranan sosial digunakan untuk menganalisis perkembangan kepribadian sekelompok remaja lelaki delinkuen dari kelas menengah, disusuli dengan Sosial Learning and personality development (1963), sebuah buku dimana beliau dan Walters memaparkan prinsip-prinsip pembelajaran sosial yang telah mereka perkembangkan beserta dengan eviden atau bukti yang menjadi asas bagi teori tersebut. Pada tahun 1969, Bandura menerbitkan Principles of behavior modification, dimana ia menguraikan penerapan teknik-teknik behavioral berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaranan dalam memodifikasikan tingkah laku dan pada tahun 1973,”Aggression: A sosial learning analysis”.
Teori belajar sosial menekankan, bahawa lingkungan-lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secera kebetulan; lingkungan-lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya sendiri. Menurut Bandura, sebagaimana yang dikutip oleh (Kardi, S., 1997: 14) bahawa “sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain”. Inti dari teori pembelajaran sosial adalah pemodelan (modelling), dan permodelan ini merupakan salah satu langkah paling penting dalam pembelajaran terpadu.
Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan (observational learning). Pertama, pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang dialami orang lain atau vicarious conditioning. Contohnya, seorang pelajar melihat temannya dipuji atau ditegur oleh gurunya kerana perbuatannya, maka ia kemudian meniru melakukan perbuatan lain yang tujuannya sama ingin dipuji oleh gurunya. Kejadian ini merupakan contoh dari penguatan melalui pujian yang dialami orang lain atau vicarious reinforcement. Kedua, pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku suatu model meskipun model itu tidak mendapatkan penguatan atau pelemahan pada saat pengamat itu sedang memperhatikan model itu mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh pengamat tersebut dan mengharapkan mendapat pujian atau penguatan apabila menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu. Model tidak harus diperagakan oleh seseorang secara langsung, tetapi kita dapat juga menggunakan seseorang pemeran atau visualisasi tiruan sebagai model (Nur, M. 1998a:4).
Sama seperti pendekatan teori pembelajaranan terhadap kepribadian, teori pembelajaran sosial berdasarkan pada hujah yang diutarakan beliau bahawa sebahagian besar daripada tingkah laku manusia adalah sebahagian daripada hasil pemerolehan, dan prinsip pembelajaranan sudah mencukupi untuk menjelaskan bagaimana tingkah laku berkembang. Akan tetapi, teori-teori sebelumnya kurang memberi perhatian pada konteks sosial dimana tingkah laku ini muncul dan kurang memperihalkan fakta bahawa banyak peristiwa pembelajaranan terjadi dengan perantaraan orang lain. Maksudnya, semasa melihat tingkah laku orang lain, individu akan pembelajaran meniru tingkah laku tersebut atau dalam hal tertentu menjadikan orang lain sebagai model bagi dirinya.
Disamping itu, dalam bukunya yang diterbitkan pada 1941, Sosial learning and imitation, Miller dan Dollard telah mengakui tentang peranan penting mengenai proses imitatif dalam perkembangan keperibadian dan seterusnya menjelaskan beberapa jenis tingkah laku imitatif tertentu. Walaupun begitu, hanya sedikit pakar lain yang meneliti keperibadian individu cuba memasukan gejala pembelajaranan melalui pemerhatian ke dalam teori-teori pembelajaranan mereka. Bandura juga memperluaskan analisis beliau terhadap pembelajaranan melalui pemerhatian.
2.2  Latar Belakang Tokoh
Albert Bandura dilahirkan di Mundare Northern Alberta Kanada, pada 04 Desember 1925. Masa kecil dan remajanya dihabiskan di desa kecil dan juga mendapat pendidikan disana. Pada tahun 1949 beliau mendapat pendidikan di University of British Columbia, dalam jurusan psikologi. Dia memperoleh gelar Master didalam bidang psikologi pada tahun 1951 dan setahun kemudian ia juga meraih gelar doctor (Ph.D). Bandura menyelesaikan program doktornya dalam bidang psikologi klinik, setelah lulus ia bekerja di Standford University.Beliau banyak terjun dalam pendekatan teori pembelajaran untuk meneliti tingkah laku manusia dan tertarik pada nilai eksperimen.Pada tahun 1964 Albert Bandura dilantik sebagai professor dan seterusnya menerima anugerah American Psychological Association untuk Distinguished scientific contribution pada tahub 1980.
Pada tahun berikutnya, Bandura bertemu dengan Robert Sears dan belajar tentang pengaruh keluarga dengan tingkah laku social dan proses identifikasi. Sejak itu Bandura sudah mulai meneliti tentang agresi pembelajaran social dan mengambil Richard Walters, muridnya yang pertama mendapat gelar doctor sebagai asistennya. Bandura berpendapat, walaupun prinsip belajar cukup untuk menjelaskan dan meramalkan perubahan tingkah laku, prinsip itu harus memperhatikan dua fenomena penting yang diabaikan atau ditolak oleh paradigma behaviorisme. Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran social, salah satu konsep dalam aliran behaviorime yang menekankan pada komponen kognitif dari pemikiran, pemahaman, dan evaluasi.
2.3  Latar Belakang Teori
Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (Sosial Learning Theory), salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi. Ia seorang psikologi yang terkenal dengan teori belajar sosial atau kognitif sosial serta efikasi diri. Eksperimennya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan kanak-kanak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.
Teori Pembelajaran Sosial yang dikemukakan oleh Bandura telah memberi penekanan tentang bagaimana perilaku manusia dipengaruhi oleh persekitaran melalui peneguhan (reinforcement) dan pembelajaran peniruan (observational learning), dan cara berfikir yang kita miliki terhadap sesuatu maklumat dan juga sebaliknya, iaitu bagaimana tingkah laku kita mempengaruhi persekitaran dan menghasilkan peneguhan (reinforcement) dan peluang untuk diperhatikan oleh orang lain (observational opportunity).
Menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar. Bandura (1977) menyatakan bahwa "Learning would be exceedingly laborious, not to mention hazardous, if people had to rely solely on the effects of their own action to inform them what to do. Fortunately, most human behaviour is learned observationally through modelling: from observing others one form an idea of her new behaviour are performed, and on later occasion this coded information serves as a guide for action".
Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial jenis ini. Contohnya, seorang yang hidupnya dan dibesarkan di dalam lingkungan judi, maka dia cenderung untuk memilih bermain judi, atau sebaliknya menganggap bahawa judi itu adalah tidak baik.
Teori belajar ini juga dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang belajar dalam keadaan atau lingkungan sebenarnya. Bandura (1977) menghipotesiskan bahawa tingkah laku (B), lingkungan (E) dan kejadian-kejadian internal pada pelajar yang mempengaruhi persepsi dan aksi (P) adalah merupakan hubungan yang saling berpengaruh atau berkaitan (interlocking). menurut Albert Bandura lagi, tingkah laku sering dievaluasi, iaitu bebas dari timbal balik sehingga boleh mengubah kesan-kesan personal seseorang. Pengakuan sosial yang berbeda mempengaruhi konsepsi diri individu.
Teori belajar social Bandura (1965a, 1965b, 1971, 1977) menguraikan kumpulan ide mengenai cara perilaku dipelajari dan diubah. Penerapan teori ini hampir pada seluruh perilaku, dengan perhatian khusus pada cara perilaku baru diperoleh melalui belajar mengamati (observational learning). Teori ini digunakan dengan mudah untuk perkembangan agresi, perilaku yang ditentukan, ketekunan, belajar loncatan ski, dan reaksi psikologis yang datar pada emosi. Teori Bandura dengan jelas menggunakan sudut pandang kognitif dalam menguraikan belajar dan perilaku. Melalui kognitif kita berarti Bandura berasumsi tentang pikiran manusia dan menafsirkan pengalaman mereka. Contoh, Bandura (1977) membantsah bahwa belajar kompleks hanya dapat terjadi ketika orang sadar dari apa yang dikuatkan. Rangkaian kejadian itu merupakan perilaku ingin yang diikuti oleh penguatan),” tetapi Bandura akan membantah bahwa penguatan seperti itu tidak akan memberikan pengaruh yang kuat pada perilaku. Anak-anak pertama- tama harus mengerti hubungan antara perilaku yang benar dan peristiwa penguatan.
Dalam perbedaan kedudukan Bandura, teori belajar tradisional (seperti Skinner dan Hull) berasumsi tidak menerima proses kognitif manusia. Agaknya masalah utama untuk mendapatkan perilaku dari manusia supaya dapat dikuatkan . menurut kedudukan tradisional, penguatan “menguatkan” perilaku, membantu perilaku lebih terjadi seterusnya.
Hal utama dari pendekatan tradisional ini, untuk terjadinya belajar, manusia harus melakukan performa/tampilan utama dan kemudian diberi hadiah. Menurut teori belajar social, perbuatan melihat saja menggunakan gambaran kognitif dari tindakan, secara rinci dasar kognisi dalam proses belajar dapat diringkas dalam 4 tahap yaitu : atensi/perhatian, retensi/mengingat, reproduksi gerak, dan motivasi.
1.      Atensi / Perhatian
Jika reaksi baru yang dipelajari dari melihat/mendengar lainnya, maka hal itu jelas bahwa tingkat memberi perhatian yang lain akan menjadi yang terpenting. Lebih mendalam lagi berikut faktor-faktor untuk mendapatkan perhatian :
(1)   penekanan penting dari perilaku menonjol
(2)   memperoleh perhatian dari ucapan /teguran (3) membagi aktivitas umum dalam bagian –bagian yang wajar jadi komponen keterampilan dapat menonjol.
2.      Retensi
Setiap gambaran perilaku disimpan dalam memori atau tidak, dan dasar untuk penyimpanan merupakan metode yang digunakan untuk penyandian atau memasukkan respon. Penyandian dalam symbol verbal dipermudah oleh berpikir aktif orang atau ringkasan secara verbal tindakan yang mereka amati. Waktu respon yang diamati disandikan, ingatan kesan visual atau symbol verbal dapat berlanjut dengan melatih kembali secara mental. Dengan begitu, penyandian akan mencoba untuk berpikir giat mengenai tindakan dan memikirkan kembali penyandian verbal.
3.      Reproduksi Gerak
Waktu fakta-fakta dari tindakan baru disandikan dalam memori, mereka harus dirubah kembali dalam tindakan yang tepat. Rangkaian tindakan baru merupakan symbol pertama pengaturan dan berlatih, semua waktu dibandiungkan dengan ingatan/memori dari perilaku model. Penyesuaian dibuat dalam rangkaian tindakan baru, dan rangkaian perilaku awal. Perilaku sebenarnya dicatat oleh orang dan mungkin juga oleh pengamat yang memberikan timbal balik yang benar dari perilaku suka meniru. Dasar penyesuaian dari timbal balik membuat pengaturan simbolik rangkaian tindakan baru, dan rangkaian perilaku dimulai lagi.
Teori belajar social memperkenalkan tiga prasyarat utama untuk berhasil dalam proses ini. Pertama, orng harus memiliki komponen keterampilan. Biasanya rangkaian perilaku model dalam penelitian Bandura buatan dari komponen perilaku yang sudah diketahui orang. Kedua, orang harus memiliki kapasitas fisik untuk membawa komponen keterampilan dalam mengkoordinasikan gerakan. Terakhir, hasil yang dicapai dalam koordinasi penampilan/ pertuntukan memerlukan pergerakan individu yang dengan mudah tampak.
4.      Penguatan dan Motivasi
Pokok persoalan dari atensi, retensi, dan reproduksi gerak sebagian besar berhubungan dengan kemampuan orang untuk meniru perilaku penguatan menjadi relevan. Ketika kita mencoba menstimulus orang untuk menunjukkan pengetahuan pada perilaku yang benar. Walaupun teori belajar social mengandung penguatan untuk tidak menambah pengetahuan guna “mengecap dalam perilaku”, itu peran utama memberi penguatan (hadiah & hukuman) seperti seorang motivator.
Secara ringkas, teori belajar social Bandura memiliki 2 implikasi penting :
(1)   respon baru mungkin dipelajari tanpa having to perform them (learning by observation)
(2)   hadiah dan hukuman terutama mempengaruhi pertunjukan (performance) dari perilaku yang dipelajari: bagaimanapun ketika memberikan kemajuan, mereka memiliki pengaruh tambahan / kedua dalam pengetahuan / belajar dari perilaku baru yang terus pengaruhnya pada atensi dan latihan.
Hubungan yang aktif dapat mengubah aktiviti seseorang. Seterusnya, menurut Bandura (1982), penguasaan kemahiran dan pengetahuan yang kompleks tidak hanya bergantung pada proses perhatian, motor reproduksi dan motivasi, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur yang berdasarkan dari diri pelajar sendiri iaitu “sense of self Efficacy” dan “self – regulatory system”. Sense of self efficacy adalah keyakinan pembelajar bahawa ia dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai seperti yang berlaku. Self regulatory pula merujuk kepada:
1)      Struktur kognitif yang memberi gambaran tingkah laku dan hasil pembelajaran.
2)      Sub proses kognitif yang dirasakan, mengevaluasi, dan mengatur tingkah laku kita (Bandura, 1978). Dalam pembelajaran self-regulatory akan menentukan “goal setting” dan “self evaluation” pembelajar dan merupakan dorongan untuk meraih prestasi belajar yang tinggi atau sebaliknya. Menurut Bandura, untuk Berjaya, pembelajar harus dapat memberikan model yang mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pembelajar, Seterusnya mengembangkan “self of mastery”, self efficacy, dan reinforcement bagi pembelajar. Berikut Bandura mengajukan usulan untuk mengembangkan strategi proses pembelajaran iaitu seperti yang berikut:
a.       Strategi Proses
Analisis Tingkah Laku yang Akan Dijadikan Model Terdiri Daripada:
1.      Apakah karakteristik dari tingkah laku yang akan dijadikan model itu berupa konsep, kemahiran motor atau efektif?
2.      Bagaimanakah urutan atau sekuen dari tingkah laku tersebut?
3.      Dimanakah letaknya hal-hal yang penting (key point) dalam sekuen tersebut?
b.      Tetapkan Fungsi Nilai Dari Tingkah Laku Dan Pilihlah Tingkah Laku Tersebut Sebagai Model.
1.      Apakah tingkah laku (kemampuan yang dipelajari) merupakan hal yang penting dalam kehidupan dimasa datang? (Success prediction)
2.      Bila tingkah laku yang dipelajari kurang memberi manfaat (tidak begitu penting) model manakah yang lebih penting?
3.      Apakah model harus hidup atau simbol? Pertimbangan soal pembiayaan, pengulangan demonstrasi dan kesempatan untuk menunjukkan fungsi nilai dan tingkah laku.
4.      Apakah peneguhan yang akan didapat melalui model yang dipilih?
c.       Pengembangan Sekuen
1.      Untuk mengajar motor skill, bagaimana cara untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan/ kemampuan yang dipelajari: how to do this” dan bukannya “not this”.
2.      Implementasi pengajaran untuk menunut proses kognitif dan motor reproduksi.


2.3.1        Kemahiran
1)      Hadirkan model
2)      Beri kesempatan kepada tiap-tiap pembelajar untuk latihan secara simbolik
3)      Beri kesempatan kepada pembelajar untuk latihan dengan timbal balik visual.

2.3.2 Proses Kognitif
1)      Tam pilkan model, baik yang didukung oleh kod-kod verbal atau petunjuk untuk mencari konsistensi pada berbagai contoh.
2)      Jika yang dipelajari adalah pemecahan masalah atau strategi penerapan beri kesempatan pembelajar untuk berpertisipasi secara aktif.
3)      Beri kesempatan pembelajar untuk membuat generalisasi dalam berbagai situasi.
Dari huraian tentang teori belajar sosial, dapat disimpulkan seperti berikut:
a.       Belajar merupakan interaksi segitiga yang saling berpengaruh dan mengikat antara lingkungan, faktor-faktor personal dan tingkah laku yang meliputi proses-proses kognitif belajar.
b.      Komponen-komponen belajar terdiri dari tingkah laku, konsekuensi-konsekuensi terhadap model dan proses-proses kognitif pembelajar
c.       Hasil belajar berupa kod-kod visual dan verbal yang mungkin dapat dimunculkan kembali atau tidak (retrievel).
d.      Dalam perancangan pembelajaran yang kompleks, disamping pembelajaran-pembelajaran komponen-komponen skill itu sendiri, perlu ditumbuhkan “sense of efficacy” dan self regulatory” pembelajaran.
e.       Dalam proses pembelajaran, pembelajar sebaiknya diberi kesempatan yang cukup untuk latihan secara mental sebelum latihan fizik, dan “reinforcement” dan hindari punishment yang tidak perlu.



2.4  Teori Pemodelan Bandura
Bandura dan Walters menggunakan sekumpulan kanak- kanak tadika berumur 3- 6 tahun untuk menjalankan kajian dan berjaya membuktikan bahawa kanak- kanak keseluruhannya meniru model yang ditonton dengan gaya yang lebih agresif. Beliau merumuskan bahawa pelbagai tingkah laku sosial seperti keagresifan, persaingan, peniruan model dan sebagainya adalah hasil pemerhatian daripada gerak balas yang ditonjolkan oleh orang lain. Teori pembelajaran sosialis menekankan pembelajaran melalui proses permodelan iaitu pembelajaran melalui pemerhatian atau peniruan. Teori ini terdiri daripada teori permodelan Bandura.
2.4.1        Ciri- ciri teori pemodelan bandura :
a.       Unsur-unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan
b.      Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, misalan dan teladan
c.       Pelajar meniru sesuatu kemahiran daripada kecekapan demonstrasi guru sebagai model dan akan menguasai kemahiran itu jika dia memperoleh kepuasan dan peneguhan yang berpatutan.
d.      Proses pembelajaran meliputi pemerhatian, pemikiran, peringatan, peniruan dengan tingkah laku atau gerak balas yang sesuai.
Mengikut teori Albert Bandura (1925) seorang profesor psikologi di Universiti Stanford pembelajaran melalui pemerhatian merupakan pembentukan asas tingkah laku orang lain, individu dan secara tidak langsung mempelajari pula perubahan tingkah laku tersebut. Bandura menyebut orang yang diperhatikan sebagai model dan proses pembelajaran melalui pemerhatian tingkah laku model sebagai permodelan. Ia juga menekankan aspek interaksi antara manusia dan persekitaran. Pada amnya Bandura juga melihat manusa sebagai aktif berupaya mengendalikan tingkah laku secara selektif dan tidak merupakan entiti yang pasif yang boleh dipermainkan oleh keadaan persekitaran mereka.
Terdapat dua jenis pembelajaran melalui pemerhatian. Pertama, ia boleh berlaku melalui peneguhan. Ini berlaku apabila kita melihat orang lain diberi ganjaran atau denda untuk tindakan tertentu kita mengubah tingkah laku. Melalui ganjaran, Contohnya seandainya kita memuji dua orang pelajar kerana membuat kerja yang menarik di dalam kelas maka pelajar- pelajar yang memerhatikan penghargaan mungkin akan membuat kerja yang lebih baik pada masa akan datang. Denda juga boleh mempunyai kesan yang sama. Contohnya kita akan mengurangkan had laju semasa memandu selepas melihat beberapa orang mendapat saman kerana memandu dengan laju.
Pembelajaran pemerhatian yang kedua ialah pemerhati meniru tingkah laku model walaupun model tersebut tidak menerima peneguhan atau denda semasa pemerhati sedang memerhatikan. Selalunya model menunjukkan sesuatu yang hendak dipelajarinya oleh pemerhati dan mengharapkan peneguhan apabila dapat menguasai. Contoh cara yang betul meletakkan tangan untuk bermain piano tetapi peniruan berlaku apabila pemerhati hanya mahu menjadi seperti model yang disanjung.
2.5  Prinsip Pembelajaran Melalui Pemerhatian/ Permodelan
Bandura (1986) mengenal pasti empat unsur utama dalam proses pembelajaran melalui pemerhatian atau pemodelan iaitu perhatian, mengingat, reproduksi dan peneguhan atau motivasi.
2.5.1 Pemerhatian
Untuk belajar melalui pemerhatian, kita mesti menumpukan perhatian. Biasanya kita memberi perhatian kepada orang yang menarik, popular, cekap atau disanjungi. Untuk kanak- kanak kecil ini mungkin merujuk kepada ibu bapa, abang atau kakak atau guru- guru. Bagi pelajar yang lebih tua ia mungkin merujuk kepada rakan sebaya yang popular dan artis pujaan. Faktor- faktor yang mempengaruhi perhatian ialah ciri- ciri model termasuk nilai, umur, jantina, status dan perhubungan dengan pemerhatian. Dalam pengajaran kita perlu pastikan pelajar menumpukan perhatian kepada ciri- ciri penting pelajaran dengan pengajaran yang jelas dan menekankan isi- isi penting.
Dalam suatu tunjukcara contohnya memasukkan benang ke lubang jarum mesin jahit kita mungkin memerlukan murid- murid duduk berhampiran dengan kita supaya mereka nampak bagaimana cara melakukannya dengan betul. Perhatian mereka akan ditumpukan kepada ciri- ciri yang betul dalam situasi tersebut dan dengan itu menjadikan pembelajaran pemerhatian yang betul.
2.5.2 Mengingat
Untuk belajar melalui pemerhatian, kita mesti menumpukan perhatian. Biasanya kita memberi perhatian kepada orang yang menarik, popular, cekap atau disanjungi. Untuk kanak- kanak kecil ini mungkin merujuk kepada ibu bapa, abang atau kakak atau guru- guru. Bagi pelajar yang lebih tua ia mungkin merujuk kepada rakan sebaya yang popular dan artis pujaan. Faktor- faktor yang mempengaruhi perhatian ialah ciri- ciri model termasuk nilai, umur, jantina, status dan perhubungan dengan pemerhatian. Dalam pengajaran kita perlu pastikan pelajar menumpukan perhatian kepada ciri- ciri penting pelajaran dengan pengajaran yang jelas dan menekankan isi- isi penting. Dalam suatu tunjukcara contohnya memasukkan benang ke lubang jarum mesin jahit kita mungkin memerlukan murid- murid duduk berhampiran dengan kita supaya mereka nampak bagaimana cara melakukannya dengan betul. Perhatian mereka akan ditumpukan kepada ciri- ciri yang betul dalam situasi tersebut dan dengan itu menjadikan pembelajaran pemerhatian yang betul.
2.5.3 Reproduksi
Pemerhatian harus berupaya melakukan semula tingkah laku yang ditirunya. Apabila seseorang tahu bagaimana sesuatu tingkah laku ditunjukkan dan mengingat ciri- ciri atau langkah- langkah dia mungkin belum boleh melakukannya dengan lancar. Sesorang itu memerlukan latihan yang banyak, mendapat maklum balas dan bimbingan tentang perkara- perkara penting sebelum boleh menghasilkan tingkah laku model. Di peringkat penghasilan latihan menjadikan tingkah laku lebih lancar dan mahir.
2.5.4 Peneguhan/Motivasi
Kita mungkin telah memperoleh satu kemahiran atau tingkah laku baru melalui pemerhatian, tetapi kita mungkin tidak dapat melakukan tingkah laku itu sehingga ada sesuatu bentuk motivasi atau insentif untuk melakukannya. Peneguhan boleh memainkan beberapa peranan dalam pembelajaran pemerhatian. Seandainya kita mengharapkan untuk mendapat peneguhan dengan meniru tindakan seseorang model, kita mungkin menjadi lebih bermotivasi untuk menumpukan perhatian, mengingat dan menghasilkan semula tingkah laku. Selain itu, peneguhan penting untuk mengekalkan pembelajaran. Seseorang yang mencuba menunjukkan tingkah laku baru tidak akan mengekalkanya tanpa peneguhan. Sebagai contoh, seorang pelajar yang tidak popular cuba memakai pakaian fesyen baru tetapi diejek oleh rakan- rakan dan dia tidak akan meneruskan peniruannya.
Terdapat lima jenis peneguhan yang memotivasikan perlakuan tingkah laku yang ditiru. Pertama, pemerhati mungkin menghasilkan semula tingkah laku model dan menerima peniruan secara langsung. Contohnya, seorang ahli gimnastik menunjukkan pergerakan badan yang baik dan dia di puji oleh jurulatihnya dengan kata- kata seperti ’syabas’. Kedua pemerhati mungkin melihat orang lain menerima peniruan secara tidak langsung dan mengikut tingkah laku orang yang diperhatikan. Contohnya kanak- kanak yang melihat program televisyen yang penuh dengan keganasan mungkin meniru tingkah laku keganasan model melalui program tersebut. Ketiga ialah peniruan melalui proses elistasi. Dalam proses ini seseorang akan meniru apa yang dilakukan oleh orang lain jika dia sudah mengetahui cara- cara melakukan tingkah laku tersebut. Sebagai contoh timbul keinginan di hati Ali untuk membantu ibunya memotong rumput setelah melihat Rahman membantu ibunya. Keempat peniruan sekat lakuan. Peniruan yang sesuai dilakukan dalam keadaan tertentu tetapi tidak digunakan dalam keadaan atau situasi yang lain. Sebagai contoh, murid boleh meniru kawan mereka yang bising senasa kelas pendidikan jasmani di padang tetapi tidak boleh meniru tingkah laku ini di dalam kelas. Kelima iaitu peniruan tak sekat lakuan. Dalam proses ini seseorang individu akan terus mengamalkan peniruan dalam apa- apa jua situasi. Sebagai contoh, Radzi yang menyertai satu kumpulan menyimpan rambut panjang semasa cuti sekolah akan terus menyimpan rambut panjangnya semasa sesi persekolahan bermula.


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Teori belajar sosial dikenalkan oleh Albert Bandura, yang mana konsep dari teori ini menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Menurut Bandura, orang belajar melalui pengalaman langsung atau pengamatan (mencontoh model). Orang belajar dari apa yang ia baca, dengar, dan lihat di media, dan juga dari orang lain dan lingkungannya.
Albert Bandura mengemukakan bahwa seorang individu belajar banyak tentang perilaku melalui peniruan/modeling, bahkan tanpa adanya penguat (reinforcement) sekalipun yang diterimanya. Proses belajar semacam ini disebut “observational learning” atau pembelajaran melalui pengamatan. Albert Bandura (1971), mengemukakan bahwa teori pembelajaran sosial membahas tentang (1) Bagaimana perilaku kita dipengaruhi oleh lingkungan melalui penguat (reinforcement) dan observational learning, (2) Cara pandang dan cara pikir yang kita miliki terhadap informasi, (3) Begitu pula sebaliknya, bagaimana perilaku kita mempengaruhi lingkungan kita dan menciptakan penguat (reinforcement) dan observational opportunity.
Teori belajar sosial menekankan observational learning sebagai proses pembelajaran, yang mana bentuk pembelajarannya adalah seseorang mempelajari perilaku dengan mengamati secara sistematis imbalan dan hukuman yang diberikan kepada orang lain.
Dalam observational learning terdapat empat tahap belajar dari proses pengamatan atau modeling Proses yang terjadi dalam observational learning tersebut antara lain :
1.      Atensi, dalam tahapan ini seseorang harus memberikan perhatian terhadap model dengan cermat.
2.      Retensi, tahapan ini adalah tahapan mengingat kembali perilaku yang ditampilkan oleh model yang diamati maka seseorang perlu memiliki ingatan yang bagus terhadap perilaku model.
3.      Reproduksi, dalam tahapan ini seseorang yang telah memberikan perhatian untuk mengamati dengan cermat dan mengingat kembali perilaku yang telah ditampilkan oleh modelnya maka berikutnya adalah mencoba menirukan atau mempraktekkan perilaku yang dilakukan oleh model.
4.      Motivasional, tahapan berikutnya adalah seseorang harus memiliki motivasi untuk belajar dari model.
3.2  Saran
Teori pembelajaran sosial yang dikemukakan oleh Albert Bandura merupakan teori pembeljaran yang cukup berkembang. Teori ini merupakan penyembpurnaan dari teori Behavioristik yang ada sebelumnya. Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peranan penting. Artinya bahwa keyakinan dan kemampuan diri harus ditingkatkan untuk menghadapi dan memecahkan masalah dengan efektif. Individu dengan efikisa diri tinggi akan memiliki komiymen yang kuat dalam memecahkan masalahnya dan tidak akan menyerah ketika menemukan bahwa strategi yang sedang digunakan tidak berhasil. Olehnya itu, elefasi diri sangat penting.



DAFTAR RUJUKAN
http://mabjip.blogspot.com/2009/10/teori-pembelajaran-sosial-bandura.html
http://lenterakecil.com/teori-belajar-sosial-menurut-bandura/
http://mutmainnahlatief.wordpress.com/2012/01/17/teori-belajar-sosial/
read more